Wabah virus Corona-19 kian memukul berbagai sektor bisnis di Indonesia. Kurang lebih tiga pekan, sejak diumumkan adanya WNI yang positif terjangkit virus tersebut, banyak sektor bisnis yang mulai mengalami kesulitan menaikan penjualan sampai sekarang. Merebaknya wabah Corona-19 berdampak pada penurunan omset penjualan yang cukup drastis dari kondisi normal sebelumnya.
Beberapa keputusan pemerintah menjadi faktor yang mempengaruhi aktivitas bisnis seperti pembatasan kegiatan di luar rumah, meliburkan sekolah dan kampus, serta himbauan work from home bagi semua pekerja. Keputusan ini memang diterapkan secara ketat di kota-kota besar yang kemudian berdampak pada sektor bisnis.
Berikut ini beberapa sektor bisnis yang terpukul akibat wabah Corona-19.
UMKM adalah sektor yang mengalami pukulan berat akibat dampak virus Corona-19. Sektor UMKM yang kebanyakan diisi pedagang kecil harus menanggung beban karena penjualan yang menurun. Para pelaku UMKM merupakan usaha yang berinteraksi paling dekat dan langsung dengan masyarakat. Anjuran social distancing dimana orang-orang sudah tidak lagi keluar rumah membuat usaha mereka menjadi sepi pembeli. Seorang pedagang kaki lima di Jakarta, misalnya mengaku omsetnya turun drastis. Padahal dalam keadaan normal, ia bisa meraup untung bersih 300 ribu, namun saat Corona-19 mewabah pendapatannya sehari kurang dari 100 ribu. Selain pedagang kaki lima, sektor UMKM yang mengalami penurunan omset juga dirasakan oleh toko-toko dan usaha lain yang banyak berada di pinggir jalan.
Dampak virus Corona-19 menurunkan pendapatan secara tajam terhadap perusahaan maskapai penerbangan. Hampir semua maskapai penerbangan di dunia termasuk Indonesia mengalami tekanan berat. Hal ini disebabkan sejumlah negara melakukan lockdown dengan larangan penerbangan dari dan ke negara-negara terdampak virus tersebut. Mereka juga menutup lalu lintas penerbangan ke negaranya. Akibatnya, jumlah penumpang pesawat menurun yang berimbas terhadap pemasukan bagi maskapai. Salah satu maskapai penerbangan nasional yang turut terkena dampak Corona-19 adalah PT. Garuda Indonesia.
Penurunan omset juga dialami oleh daerah wisata. Wabah virus Corona-19 membuat orang-orang enggan bepergian ke daerah wisata yang biasanya padat pengunjung setiap hari libur. Masyarakat lebih menghindari objek-objek keramaian karena takut tertular virus Corona-19 karena bersentuhan atau lewat udara. Meskipun sebelumnya pemerintah menggaungkan ‘diskon’ untuk mendongkrak pariwisata, namun pada akhirnya dalam kondisi penyebaran virus yang sangat cepat membuat masyarakat tidak berminat berpergian. Daerah wisata yang mengalami penurunan pengunjung seperti di Bandung, Bali, Yogyakarta, Surabaya dan masih banyak yang lain.
Selain penerbangan dan tempat wisata, sektor bisnis lain yang turut terkena imbas adalah tempat penginapan. Layanan penginapan yang berada di daerah wisata dan tempat-tempat lain tentu bergantung dengan kedatangan pengunjung. Ketakutan masyarakat membuat mereka tetap berada di rumah sehingga banyak hotel atau homestay sepi pengunjung. Di Surabaya misalnya, terdapat hotel berbintang empat yang mengalami pembatalan pemesanan oleh tamunya sejak ada imbauan untuk berada di rumah yang dikeluarkan oleh Presiden. Selain itu, kegiatan lain seperti meeting atau event yang biasa diadakan oleh perusahaan-perusahaan dengan menggunakan ballroom hotel pun juga banyak dibatalkan. Penurunan omset di berbagai hotel bervariasi mulai dari 30 persen hingga 50 persen dari keadaan normal.
Himbauan membatasi kegiatan di luar rumah benar-benar berdampak pada usaha tempat makan. Restoran cepat saji, KFC, misalnya mengaku pihaknya merugi sejak wabah Corona-19 merebak. Omset penjualan KFC menurun 10 persen dari kondisi normal. Selain KFC, bisnis waralaba Pizza Hut juga mengalami penurunan omset. Pihak Pizza Hut mengakui ada penurunan pengunjung di gerainya yang berada di mall. Meskipun penurunan omset tidak siginifikan tetapi Pizza Hut merasakan kenaikan harga bahan baku pembuatan. Dari dua restoran ini, masih ada banyak lagi restoran yang omsetnya menurun akibat imbas wabah Corona-19.